Selamat Datang

mediainfo-2010.blogspot.com portal website 2010 free download service tips and trick blogging

ads

Senin, 09 Agustus 2010

10 KONSEP ESENSIAL YANG DIPELAJARI DALAM GEOGRAFI

10 konsep geografi , 10 konsep esensial geografi , konsep konsep geografi , geografi kelas 10 sma

1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok,
konsep lokasi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
a. Lokasi Absolut
Lokasi ini menunjukkan letak yang tetap terhadap sistem grid atau koordinat.
Untuk menentukan lokasi ini, harus menggunakan letak secara astronomis,
yaitu berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak absolut bersifat tetap dan
tidak berubah. Contohnya adalah suatu titik berlokasi pada 3 °LS dan 130 °BT
terdapat di Papua. Selama standar penghitungan astronomis masih digunakan,
maka titik lokasi tersebut tidak akan berubah.Dasar-Dasar Ilmu Geografi 11
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif sering disebut de-
ngan letak geografis. Lokasi relatif si-
fatnya berubah-ubah dan sangat ber-
kaitan dengan keadaan sekitarnya.
Contohnya adalah suatu daerah yang
terpencil dan sangat jarang pen-
duduknya, tetapi setelah bertahun-
tahun ternyata di daerah itu kaya akan
tambang, sehingga menyebabkan
daerah tersebut menjadi ramai pen-
duduk.
2. Konsep Jarak
Jarak berkaitan erat dengan lokasi, dan dinyatakan dengan ukuran jarak
lurus di udara yang mudah diukur pada peta. Jarak dapat juga dinyatakan sebagai
jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan
maupun dengan satuan biaya angkutan. Jarak sebagai pemisah antara dua
tempat bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Jarak pada hakikatnya adalah pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi
pengertian pemisah sekarang ini berubah sejalan dengan kemajuan-kemajuan
antara lain di bidang teknologi (khususnya sarana transportasi) dan komunikasi.
Dengan berbagai teknologi transportasi (pesawat terbang dan kereta api express)
dan teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, dan internet)
orang dapat dengan mudah dan cepat dalam berhubungan dengan orang lain,
sehingga dewasa ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah atau
penghambat dalam kehidupan manusia.

3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan tidak selalu berhubungan dengan jarak. Keterjangkauan lebih
berhubungan dengan kondisi medan yang berkaitan dengan sarana angkutan
dan transportasi yang digunakan. Suatu tempat yang tidak memiliki jaringan
transportasi dan komunikasi yang memadai maka dapat dikatakan daerah tersebut
terisolasi atau terpencil. Ada beberapa penyebab suatu daerah mempunyai
aksesibilitas atau keterjangkauan yang rendah, di antaranya kondisi topografi daerah
tersebut yang bergunung, berhutan lebat, rawa-rawa, atau berupa gurun pasir.
Keterjangkauan atau aksesibilitas
suatu daerah yang masih rendah lama-
kelamaan akan berubah menjadi lebih
baik seiring dengan perkembangan
kema-juan perekonomian dan teknologi.
Sebagai contoh kondisi fisik di wilayah
Pulau Jawa yang relatif datar mempunyai
aksesibilitas yang tinggi, dibandingkan
dengan Pulau Irian (Papua) yang
aksesibilitasnya rendah karena wila-
yahnya berupa pegunungan dengan
lerengnya yang terjal.

4. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil
pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sed-
imentasi. Melihat peristiwa tersebut ada wilayah yang berbentuk pulau, pegu-
nungan, dataran, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran adalah
perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat bermukim,
untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada umumnya, penduduk terpusat
pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah
pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.

5. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi atau pemusatan adalah kecenderungan persebaran penduduk
yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat
menguntungkan, karena kesamaan gejala ataupun faktor-faktor umum yang
menguntungkan. Penduduk di perkotaan cenderung tinggal secara mengelompok
pada tingkat sosial yang sejenis seperti permukiman elit atau mewah, permukiman
khusus pedagang, kompleks peru-
mahan pegawai negeri, atau per-
mukiman kumuh. Di daerah pe-
desaan, pada umumnya penduduk
mengelompok di daerah dataran yang
subur.
Salah satu keuntungan yang
didapat dengan adanya aglomerasi
(pemusatan) penduduk dengan
tingkat kepadatan yang tinggi adalah
dimungkinkannya suatu sistem
ekonomi yang memanfaatkan jumlah
penduduk yang besar sebagai dae-
rah pemasaran atau pelayanan, na-
mun meliputi wilayah yang sempit.
Dari sini dimungkinkan suatu efisien-
si yang tinggi dalam produksi pe-
ngangkutan barang maupun pe-
ngadaan sarana pelayanan umum.

6. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu fenomena
di muka bumi bersifat relatif, artinya
nilai kegunaan itu tidak sama, tergan-
tung dari kebutuhan penduduk yang
bersangkutan. Misalnya, penduduk
yang tinggal di daerah pegunungan,
mereka menganggap daerah pegu-
nungan tidak memiliki nilai ke-
gunaan karena mereka berorientasi
pada sumber-sumber pertanian di dae-
rah dataran subur di bagian bawah (kaki
gunung). Sebaliknya, penduduk kota
menganggap pegunungan memiliki nilai kegunaan yang tinggi untuk rekreasi,
karena suasana alami pegunungan dapat menghilangkan penat akan hiruk pikuk
suasana perkotaan.

7. Konsep Pola
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di
permukaan bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola
tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan susunan,
bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Fenomena yang
dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial. Fenomena alami seperti
aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial
misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.
Contoh Penerapan konsep pola di kawasan perkotaan yaitu, manusia membangun
kawasan permukiman dengan pola sedemikain rupa agar memudahkan
masyarakat mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga mudah menciptakan
kehidupan sehari-hari yang nyaman dan sejahtera.

8. Konsep Deferensiasi Areal
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik
unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan
ciri khas bagi suatu wilayah (region). Misalnya, wilayah pedesaan dengan corak
khas area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri
atas area permukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya berbagai
utilitas kehidupan.
Wilayah pedesaan dan perkotaan ini secara bersama-sama dan terus-menerus
mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasai areal
juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, misalnya mobilisasi penduduk
(transmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran barang dan jasa.

9. Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi adalah kegiatan saling me-
mengaruhi daya, objek, atau tempat yang
satu dengan tempat lainnya. Setiap tem-
pat mengembangkan potensi sumber
daya alamnya dan kebutuhan yang tidak
selalu sama dengan tempat lain. Perbe-
daan tersebut mengakibatkan terjadinya
interaksi dan interdependensi antar-
wilayah. Interaksi antara daerah pedesaan
dan perkotaan sangat penting peranannya
untuk pemenuhan kebutuhan hidup di
antara keduanya. Bentuk interaksi terse-
but misalnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota, dan pros-
es pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi antara
kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan
jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antara unsur
atau fenomena setempat dengan fenomena alam ataupun kehidupan.

10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.
Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam dan fenomena kehidupan
sosial. Contohnya adalah keterkaitan antara tingkat erosi dengan kesuburan
tanah. Semakin besar tingkat erosi maka kesuburan tanah semakin berkurang.

ads

  © Mediainfo The Sebuah Blog Inovasi by AndikaKristian 2010

Back to TOP